Mendamba

11:53:00 PM Kirun 0 Comments


sumber gambarwww.hercampus.com

Apa yang kaudamba dari ekor pandangan?
Melirik rupa ayunya kau memeranjat
Takut-takut salah tingkah ketika gelak polahnya menyambut hadirmu
Bagaikan kupu
Terbang menaburkan sari di hatimu yang layu
Tanpa menahu akan keanggunannya yang memusingkan rasa
Bagaikan kupu
Ribuan menggelitik perutmu

Apa yang tak sanggup kauucap dalam kelunya lidah?
Menyapamu ia tertawa riang
Kepadamu berceloteh panjanglah dia
Namun sadarmu selalu teralih
Pada lesung di pipi gembilnya
Yang memenjarakanmu dalam pemberhentian waktu
Kala detik kembali berdentang kau hanya berdiri di sana
Dengan berbagai rangkaian ramah-tamah yang kautelan
Alih-alih melontar dingin
Berlagak tak peduli

Apa yang kaugumam bersama gemerutuk gigi?
Mawar merah segar penyok dicekam
Oleh hatimu yang telah koyak romannya
Ingin kau mengumpat kasar namun batinmu melarang
Salahmu terlambat
Salahmu tak acuh duluan
Kupumu kini telah menetapkan pilihan
Pada kembang yang bersedia merekahkan mahkotanya
Bukan padamu yang membuka kuncup saja enggan

Apa yang kaurondok dalam eratnya genggaman?
Kosong
Bahkan hatimu
Congkak yang dahulu merebak kini disemai kecut
Merasa kalah
Padahal kapan pula kau memulai
Kapan pula kau memperbaiki
Tidak pernah, kau ingat?
Yang kaupunya hanyalah arogansi
Kepengecutan yang beralasan tak ingin menyakiti

Apa yang kaumenungkan di bawah basuhan sinar rembulan?
Kau menjawab kasihmu yang tak sampai
Aku bilang kebodohan tak berperi seorang lelaki



*Didedikasikan kepada teman-teman cowok, adik-adik cowok, dan abang-abangku yang nggak berani mengambil langkah, hingga berujung pada penikungan. Ups. 

You Might Also Like

0 komentar: