Embun
sumber gambar: tips.purence.com |
Telah kutemukan embun di balik tunduknya dedaunan lesu
Pada jendela yang diketuk semilir gulita
Semerbak pendar bermalu-malu mengendap
Sembunyi di atas ilalang basah
Membisik-bisik asa, memperingat akan rendah
Lantas bersenyum cerah mencela
Telah kutemukan embun di balik tunduknya dedaunan lesu
Bersitatap bersama tanah
Yang melebarkan rengkuhnya, mendongengkan kedamaian
Tuturnya jangan akan bubungan
Sebab awan dan hujan yang berkawan
Sedang manutnya ia adalah jawaban, cengkeram
Telah kutemukan embun di balik tunduknya dedaunan lesu
Berayun-ayun meneropong cakrawala
Berayun-ayun mengintip bentana
Mengarutlah ia akan kedatangan kapan
Ya, kapan?
Tak lagi kutemukan embun di balik tunduknya dedaunan lesu
Karena menanglah olehnya rayuan angin
Yang membawanya menerjang terjun
Pada segara yang tak tertembus cahaya jua hara
Kakak emang lebih bagus menulis puisi daripada prosa, entah kenapa.
ReplyDeleteKak nisa ini memang sengaja nggak di buat maknanya?
ReplyDeleteehem...
ReplyDelete